5 Bahasa di Dunia yang Terancam Punah


Bahasa merupakan elemen komunikasi vital dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, ekspresi emosi maupun pemikiran dapat disampaikan antar individu.

Saat ini ada lebih dari 7.000 bahasa di dunia, termasuk di antaranya adalah Bahasa Indonesia. Ketika jumlah pengguna sebuah bahasa semakin sedikit, tak mustahil bahasa tersebut mengalami “kepunahan”.

Melansir halaman Reader’s Digest pada Jumat (8/3/18), berikut ini adalah 5 dari sekian banyak bahasa di dunia yang terancam punah.

Ngan’gikurunggurr

Di bagian selatan Daly River, Australia, sebagian penduduk pribumi benua itu menggunakan bahasa Ngan’gikurunggurr. Menurut sensus penduduk pada tahun 2016, hanya tinggal 26 orang yang memakai bahasa itu.

Dunser

Bahasa Dunser adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh sebagian suku di Papua, Indonesia. Pada tahun 2011, bahasa tersebut hanya dipakai oleh tiga orang dan dua diantaranya berusia 60an dan 70an. Karena sangat terancam punah, ahli-ahli linguistik dari Oxford University pun telah berupaya untuk mendokumentasikan bahasa tersebut.



Jedek


Bahasa ini baru berhasil diidentifikasi oleh kelompok periset asal Swedia pada tahun 2018 saat mereka mempelajari bahasa Jahai. Bahasa Jedek digunakan oleh sebagian penduduk malaysia. Diperkirakan ada sekitar 280 orang yang secara aktif menggunakan bahasa tersebut.

Machaj Juyay

Machaj Juyay adalah bahasa rahasia yang dipraktikkan oleh Kallawaya, yakni para penyembuh di desa-desa di Bolivia. Biasanya para Kallawaya mewariskan bahasa tersebut pada anak laki-laki mereka. Diperkirakan jumlah pengguna bahasa ini tak mencapai 200 orang.



Vod


Dikenal juga sebagai Votic, Vote, Votian, dan Votish, bahasa Vod digunakan oleh orang-orang Votic yang dideportasi dari Uni Soviet ke Finlandia pada tahun 1943. Kini para pengguna bahasa itu tinggal di perbatasan Rusia dan Estonia. Pada tahun 2017 hanya ada 8 orang yang menggunakan bahasa tersebut.

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==